-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

IKLAN ATAS TAMPIL HP

Indeks Berita

Whats-App-Image-2023-10-14-at-15-02-39-57158036

Tag Terpopuler

PTN-BH Untad: Ancaman Nyata Terhadap Ekonomi Masyarakat dan Demokrasi Kampus

Sabtu, 26 Oktober 2024 | Oktober 26, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-10-26T13:26:52Z

harianpalu.com - Palu, 25 Oktober 2024 – Kegiatan nonton bareng film "Pesta Oligarki" dan diskusi di pelataran sekretariat Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Tadulako (BEM UNTAD) hari Jumat. Memicu kesadaran baru mahasiswa tentang dampak buruk penerapan status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH). Diskusi bertema "PTN-BH sebagai Ancaman Demokrasi Kampus" ini menjadi ajang mengkritisi dampak PTN-BH terhadap mahasiswa, masyarakat sekitar kampus, serta demokrasi kampus itu sendiri.

Film Pesta Oligarki yang ditayangkan menggambarkan bagaimana demokrasi nasional dan kampus menghadapi tekanan oligarki, dengan dampak nyata yang mulai dirasakan oleh mahasiswa di UNTAD. Diskusi yang dihadiri oleh mahasiswa dari berbagai jurusan itu dimulai pada pukul 16.00 WITA. Dalam diskusi ini, para mahasiswa mengkritik tajam ancaman PTN-BH yang akan melemahkan demokrasi kampus melalui pembatasan ruang gerak mahasiswa, kenaikan UKT, dan potensi komersialisasi fasilitas kampus.

Komersialisasi Fasilitas Kampus dan Dampak Ekonomi bagi Warga Sekitar

Irvan, Ketua BEM UNTAD, memaparkan rencana komersialisasi yang mungkin diterapkan UNTAD jika menjadi PTN-BH. Mulai dari parkir berbayar hingga auditorium kampus yang bisa disewakan dengan biaya mencapai Rp10 juta per hari. Fasilitas penjualan alat tulis kantor (ATK) di dalam kampus juga akan disediakan, mendorong mahasiswa untuk membeli kebutuhan kampus di dalam area UNTAD. Kebijakan ini dipandang sebagai ancaman bagi pelaku usaha kecil di sekitar kampus yang selama ini menyediakan kebutuhan mahasiswa.

“PTN-BH tidak hanya berdampak pada mahasiswa, tetapi juga pada masyarakat sekitar kampus. Banyak yang akan kehilangan mata pencaharian jika fasilitas jual-beli kebutuhan mahasiswa dipusatkan di dalam kampus,” ujar Irvan.

UKT Tinggi Membuat Mahasiswa Sulit Bertahan

Dalam diskusi, Anwar, seorang mahasiswa asal Parigi, mengungkapkan kekhawatirannya mengenai kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang kemungkinan akan diterapkan di UNTAD sebagai PTN-BH. Berdasarkan data dari kampus PTN-BH lainnya, UKT bisa mencapai Rp12 juta per semester.

"Kalau UKT naik sampai 12 juta, saya mungkin terpaksa berhenti kuliah karena tidak sanggup membayar," ungkap Anwar.

Dengan pendapatan ekonomi di Sulawesi Tengah yang masih berada pada angka 11%, jelas bahwa mayoritas masyarakat akan kesulitan menjangkau pendidikan tinggi jika UNTAD beralih ke PTN-BH. Keadaan ini sangat mengkhawatirkan, terutama bagi mahasiswa dari daerah tertinggal yang memiliki keterbatasan finansial.

Pembatasan Demokrasi Kampus dan Sentralisasi Kekuasaan

Selain beban finansial, mahasiswa juga menyoroti potensi melemahnya demokrasi di kampus. Sejak mahasiswa baru masuk, mereka dihadapkan dengan pembatasan aktivitas ekstrakurikuler, yang berlaku selama satu semester. Kebijakan jam malam dan aturan ketat di UNTAD semakin mengurangi ruang bagi mahasiswa untuk mengekspresikan kritik terhadap kebijakan kampus.

Kebijakan ini dinilai sebagai strategi sistemik untuk menundukkan mahasiswa pada aturan birokrasi kampus, menjadikan mahasiswa lebih fokus pada penyelesaian akademik dan mengurangi keberanian untuk menentang kebijakan yang tidak pro-mahasiswa.

Tuntutan Mahasiswa: Fokus pada Penyelesaian Masalah Internal Kampus

Menurut Opan, Kepala Bidang Advokasi Komunitas Pemuda Intelektual, fokus kampus seharusnya pada penyelesaian masalah internal yang mengakar, seperti isu korupsi, pelecehan seksual, premanisme, dan bullying.

“Jika PTN-BH diterapkan, ini akan memutus generasi. Anak-anak dari wilayah tertinggal yang ingin meraih pendidikan tinggi akan semakin sulit mengaksesnya. Kita harus menyatukan gerakan menolak PTN-BH dan menyadarkan seluruh mahasiswa UNTAD tentang ancaman ini,” tegas Opan.

Diskusi ini diakhiri dengan kesimpulan tegas dari mahasiswa yang hadir: menolak PTN-BH. Mahasiswa UNTAD menilai bahwa PTN-BH hanya akan menambah beban ekonomi bagi mahasiswa, merugikan masyarakat sekitar kampus yang menggantungkan hidupnya pada mahasiswa, serta membatasi ruang demokrasi kampus.

Melalui semangat solidaritas, mahasiswa UNTAD berkomitmen untuk terus menyuarakan penolakan mereka terhadap kebijakan yang hanya menguntungkan segelintir pihak, bukan kepentingan bersama. (Red)

×
Berita Terbaru Update
close
Banner iklan disini